Perhiasan Terindah Adalah Wanita Soleha
Oleh: Bang Pria Sakti. (0821-4152-3999).
Sebuah berita gembira datang dari sebuah hadits Rosul bahwa
Rosulullah Saw. Bersabda :
”Seluruh dunia ini adalah perhiasan
dan perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita yang sholehah.” (HR.
an-Nasa’I dan Ahmad)
Di dalam Islam, peranan seorang istri memainkan peranan yang
sangat penting dalam kehidupan berumah-tangga dan peranannya yang sangat
dibutuhkan menuntutnya untuk memilih kualitas yang baik sehingga bisa menjadi
seorang istri yang baik. Pemahamannya, perkataaannya dan kecenderungannya,
semua ditujukan untuk mencapai keridho’an Allah Swt., Tuhan semesta Alam.
Ketika seorang istri membahagiakan suaminya yang pada akhirnya, hal itu adalah
untuk mendapatkan keridho’an dari Allah Swt. sehingga dia (seorang istri)
berkeinginan untuk mengupayakannya.
Kualitas seorang istri seharusnya memenuhi sebagaimana yang
disenangi oleh pencipta-Nya yang tersurat dalam surat Al-Ahzab. Seorang Wanita
Muslimah adalah seorang wanita yang benar (dalam aqidah), sederhana, sabar, setia,
menjaga kehormatannya tatkala suami tidak ada di rumah, mempertahankan keutuhan
(rumah tangga) dalam waktu susah dan senang serta mengajak untuk senantiasa ada
dalam pujian Allah Swt.
Ketika seorang Wanita Muslimah menikah (menjadi seorang
istri) maka dia harus mengerti bahwa dia memiliki peranan yang khusus dan
pertanggungjawaban dalam Islam kepada pencipta-Nya, Allah Swt. menjadikan
wanita berbeda dengan pria sebagaimana yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an:
”Dan janganlah kamu iri hati
terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. (karena) bagi
laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun)
ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu.” (QS.
An Nisaa’ , 4:32)
Kita dapat melihat dari ayat ini bahwa Allah Swt. membuat
perbedaan yang jelas antara peranan laki-laki dan wanita dan tidak
diperbolehkan bagi laki-laki atau wanita untuk menanyakan ketentuan peranan
yang telah Allah berikan sebagaimana firman Allah:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki
yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan
Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al Ahzab, 33:36)
Karenanya, seorang istri akan membenarkan Rasulullah dan
akan membantu suaminya untuk menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah
(hukum Islam) dan memastikan suaminya untuk kembali melaksanakan
kewajiban-kewajibannya, begitupun dengan kedudukan suami, dia juga harus
memenuhi kewajiban terhadap istrinya.
Diantara hak-hak lainnya, seorang istri memiliki hak untuk
Nafaqah (diberi nafkah) yang berupa makanan, pakaian dan tempat untuk
berlindung yang didapatkan dari suaminya. Dia (suami) berkewajiban
membelanjakan hartanya untuk itu walaupun jika istri memiliki harta sendiri
untuk memenuhinya. Rasulullah Saw. Bersabda :
”Istrimu memiliki hak atas kamu
bahwa kamu mencukupi mereka dengan makanan, pakaian dan tempat berlindung
dengan cara yang baik.” (HR. Muslim)
Ini adalah penting untuk dicatat bahwa ketika seorang istri
menunaikan kewajiban terhadap suaminya, dia (istri) telah melakukan kepatuhan
terhadap pencipta-Nya, karenanya dia (istri yang telah menunaikan kewajibannya)
mendapatkan pahala dari Tuhan-Nya. Rasulullah Saw. mencintai istri-istrinya
karena kesholehan mereka.
Aisyah Ra. suatu kali meriwayatkan tentang kebaikan kualitas
Zainab Ra., istri ketujuh dari Rosulullah Saw.,
”Zainab adalah seseorang yang kedudukannya
hampir sama kedudukannya denganku dalam pandangan Rasulullah, dan aku belum
pernah melihat seorang wanita yang lebih terdepan kesholehannya daripada Zainab
Ra., lebih dalam kebaikannya, lebih dalam kebenarannya, lebih dalam pertalian
darahnya, lebih dalam kedermawanannya dan pengorbanannya dalam hidup serta
mempunyai hati yang lebih lembut, itulah yang menyebabkan ia lebih dekat kepada
Allah”
.
Seperti kebesaran Wanita-wanita Muslimah yang telah
dicontohkan kepada kita, patut kiranya bagi kita untuk mencontohnya dengan cara
mempelajari kesuciannya, kekuatan dari karakternya, kebaikan imannya dan
kebijaksanaan mereka. Usaha untuk mencontoh Ummul Mukminin yang telah
dijanjikan surga (oleh Allah) dapat menunjuki kita kepada karunia surga.
Abu Nu’aim meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda :
“Ketika seorang wanita menunaikan
sholat 5 waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan
mematuhi suaminya, maka dia akan masuk surga dengan beberapa pintu yang dia
inginkan.” (HR. Al Bukhari, Al Muwatta’ dan Musnad Imam Ahmad)
Wahai Muslimah yang tulus, perhatikan bagaimana Nabi Saw.
menjadikan sikap ta’at kepada suami sebagai dari bagian amal perbuatan yang
dapat mewajibkan masuk surga, seperti shalat, puasa; karena itu
bersungguh-sungguhlah dalam mematuhinya dan jauhilah sikap durhaka kepadanya,
karena di dalam kedurhakan kepada suami terdapat murka Allah Swt.
Wallahu a’lam bish showab..www.jejakkasus.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar